asuhan keperawatan melanoma
BAB I
PEDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Melanoma maligna merupakan
jenis kanker yang sangat agresif dan bisa cepat menyebar.
Melanoma maligna berkembang dari sel-sel melanosit. Sel melanosit adalah sel yang
menghasilkan pigmen melanin
berwarna gelap, yang bertanggung jawab untuk warna kulit.
Menurut WHO, jumlah kasus melanoma yang terjadi meningkat dengan cepat
dibanding dengan kasus keganasan lainnya, metatase melanoma maligna dapat
terjadi secara limfogen dan hematogen. Amerika Serikat dalam 60 tahun silam memiliki pertumbuhan insiden
melanoma maligna yang tercepat, pada tahun 1935 dari 1500 orang Amerika Serikat
ada 1 orang menderita melanoma maligna, tahun1987 dari 135 orang ada 1 orang,
pada tahun 2000 sudah berkembang menjadi dari 75 orang ada 1 menderita tumor
ini, Asia
Tenggara termasuk kawasan Katulistiwa, insiden melanoma maligna belum terdata secara
tepat, tapi penulis dalam beberapa kesempatan berbakti sosial sudah menemukan 6
kasus, tampaknya penyakit ini tidak jarang terjadi di wilayah ini. Insiden
diantara kulit pria kulit putih meningkat 5,1% setiap tahun, 93,3% secara keseluruhan, sedangkan
pada wanita peningkatan hanya
sebesar 3,8% pertahun, 6,7 secara
keseluruhan. Di Indonesia menurut data histopatologis, kanker kulit merupakan
kanker ketiga tersering dan melanoma maligna menyebabkan
1% sampai 2% dari semua kematian akibat kanker
Melanoma
adalah tipe yang paling umum tumor mata pada orang dewasa. Meskipun demikian,
melanoma primer mata jarang terjadi. Melanoma uvea adalah tipe yang paling umum
dari melanoma okular. Choroid merupakan bagian dari dinding bola mata. Choroid berwarna
gelap (pigmen) untuk mencegah cahaya dipantulkan di bagian dalam mata.
Corpussiliar berperan dalam akomodasi dengan mengubah bentuk lensa. Iris adalah
cakram berwarna jelas terlihat di depan mata, yang mengontrol jumlah cahaya
yang masuk mata.Semua struktur ini diwarnai dengan melanin. Melanoma juga dapat
terjadi pada lapisan tipisdi atas bagian putih mata (konjungtiva) atau pada
kelopak mata, tetapi ini sangat jarangterjadi.
perubahan
dalam warna, perubahan dalam ukuran (terutama pertumbuhan yang cepat),
timbulnya gejala (gatal, rasa terbakar, atau rasa sakit), terjadi peninggian
pada lesi yang sebelumnya datar, perubahan pada permukaan atau perubahan pada
konsistensi lesi berpigmen dan berkembangnya lesi satelit
Pilihan
pengobatan melanoma maligna Pengobatan yang dilakukan antara lain eksisi
dengancryoterapi, radiasi, brachyterapi, kemoterapi, transpupillary thermoterapi,
enukleasi daneksenterasi.
Oleh karena pentingnya
mengetahui tanda dan gejala penyakit ini, penulis mencoba membuat sebuah
makalah yang akan membahas tentang melanoma maligna yang merupakan salah satu
dari penyakit kulit.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1.
Bagaimana konsep teori dari
melanoma maligna?
2.
Bagaimana
asuhan keperawatan pada klien dengan melanoma maligna?
3.
Bagaimana
karakteristik dan kriteria melanoma maligna pada skenario kasus pada pasien?
1.3 Tujuan
penelitian
1.
Tujuan
umum
Untuk memahami konsep dan asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan melanoma maligna.
2.
Tujuan
khusus
a.
Untuk
mengetahui definisi melanoma maligna.
b.
Untuk
mengetahui penyebab melanoma maligna.
c.
Untuk
mengetahui patofisiologi gangguan melanoma maligna.
d.
Untuk
mengetahui manifestasi klinis pada gangguan melanoma
maligna.
e.
Untuk
mengetahui klasifikasi melanoma maligna.
f.
Untuk
mengetahui bagaimana komplikasi muncul pada melanoma maligna.
g.
Untuk
mengetahui Bagaimana penanganan keperawatan melanoma
maligna.
h.
Untuk
mengetahui proses keperawatan klien melanoma maligna .
1.4
Manfaat
a.
Bagi
penulis
Dapat melaksanakan dan memperdalam pengetahuan tentang asuhan
keperawatan pada klien dengan kasus melanaoma maligna.
b.
Bagi
profesi lain
Makalah ini dapat sebagai
pengetahuan dan masukan dalam pengembangan ilmu keperawatan dimasa yang akan
datang pada kasus melanoma maligna.
c.
Bagi
intansi lain
Dapat bermanfaat bagi generasi mendatang dan lebih memperdalam lagi materi
tentang melanoma maligna,agar mahasiswa keperawatan lebih mengerti lagi tentang kasus ini dan
tidak kesulitan dalam menangani kasus.
BAB II
LANDASAN
TEORI
2.1 Definisi
Melanoma adalah keganasan sel ayng menghasilkan pigmen (melanosit) yang
terletak terutama dikulit, tetapi juga ditemukan di mata, telinga, saluran
pencernaan, leptomeninges, serta membran mukosa oral dan kelamin. Melanoma
hanya 4% dari semua kanker kulit, namun hal itu menyebabkan jumlah terbesar
kematian terkait kanker kulit diseluruh dunia. Deteksi dini melanoma kulit
adalah cara terbaik untuk mengurangi kematian (Arif Amuttaqin:2001).
Melanoma maligna merupakan neoplasma maligna dengan terdapat melanosit (sel-sel pigmen) dalam lapisan epidermis
maupun dermis (dan kadang-kadang sel subkutan). Melanoma maligna merupakan
jenis kanker kulit yang paling mematikan dan menyebabkan sekitar 2% dari
seluruh kematian karena kanker (Suzanne C. Smeltzer dan Brenda G.Bare:2002).
Melanoma maligna dapat terjadi sebagai salah satu dari beberapa bentuk:
melanoma dengan penyebaran superficial, melanoma lentigo-maligna, melanoma
noduler dan melanoma akral-lentiginosa. Semua tipe ini memiliki ciri klinis
serta histologik tertentu disamping prilaku biologik yang bersampingan.
Sebagian besar melanoma berasal dari melanosit epidermal kutaneus, tetapi
sebagian lagi muncul sebagai nevus yang sudah ada sebelumnya pada kulit atau
tumbuh dalam traktus uvea mata. Melanoma sering timbul secara bersamaan dengan
penyakit kanker pada orang lain (Suzanne C. Smeltzer dan Brenda G.Bare:2002).
Insidensi melanoma meningkat dua kali lipat setiap 10 tahun, dan
kenaikan ini mungkin berhubungan dengan peningkatan pajanan matahari saat
berekreasi dan metode deteksi dini yang lebh baik. Insidensi puncak terjadi
antara usia 20 sampai 45 tahun. Insidensi melanoma meningkat lebih cepat
dibandingkan dengan hampir semua jenis kanker lainnya, dan angka mortalitasnya
juga meningkat lebih cepat dari pada angka mortalitas kanker yang lain, kecuali
penyakit kanker paru (Suzanne C. Smeltzer dan Brenda G.Bare:2002).
2.2 Anatomi dan fisiologi
anatomi kulit
Kulit
adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar yang menutupi dan
melindungi permukaan tubuh. Pada permukaan kulit bermuara kelenjar keringat dan
kelenjar mukosa. Ciri-ciri kulit pembungkus elastis sebagai pelindung dari
pengaruh lingkungan, alat tubuh yang terberat 15% berat badan, luas 1.5- 2 m2,
tebal 0.1-6 mm, paling tipis kelopak
mata (< 0.1 mm), dan paling tebal : telapak tangan dan kaki ( 5-6 mm).
Fungsi kulit
Secara
umum beberapa fungsi kulit adalah sebagaai berikut :
- Proteksi
- Sensasi
- Termoregulasi
- Metabolisme,
sintesis Vitamin D
- Keseimbaangan
air
- Penyerapan
zat ataau obat
- Penyimpanan
nutrisi
·
Lapisan kulit
1. Lapisan
Epidermis
Lapisan epidermis
adalah lapisan terluar dari kulit dan terdiri dari 5 lapisan yaitu :
v Stratum
Korneum : Terdiri dari 5-10 sel tak berinti, secara teratur mengelupas,
protoplasmanya telah berubah menjadi keratin.
v Stratum
Lusidum : Terdiri dari sel-sel gepeng tanpa inti, protoplasmanya,berupa protein
(eleidin).
v Stratum
Granulosum : Terdiri dari 2-3 lapis sel, sitoplasma berbutir kasar, inti (+)
terdiri atas keratohialin.
v Stratum
Spinosum :Lapisan epidermis yang paling dalam, terdiri sel polygonal, inti (+),
protoplasmanya jernih karena mengandung glikogen.
v Stratum
Basalis : lapisan paling bawah,lapisan kolumner seperti pagar,mitosis secara
periodic,diantara sel basal terdapat sel melanosit ( pembentuk melanin/pigmen)
2. Lapisan
Dermis
Lapisan dermis berada dibawah
lapisan epidermis, terdiri dari 2 lapisan yaitu :
v Pars
Papilare: Bagian yang menonjol ke epidermis, terdiri dari ujung saraf dan
pembuluh darah
v Pars
Retikulare : Adanya serabut penunjang : kolagen, elastin dan retikulin. Matriks
: asam hialuronat, kondroitin sulfat, fibroblast
S
3. Lapisan
Subkutan
Lapisan subkutan adalah
lapisan terakhir kulit yang terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel
lemak. Fungsinya sebagai bantalan antara kulit dan struktur internal.
·
Adneksa Kulit
Adneksa kulit terdiri atas
kelenjar-kelenjar kulit, rambut dan kuku.
1. Kelenjar
kulit
a. Kelenjar
keringat ( Glandula Sudorifera )
ü Kelenjar
ekrin ( terdapat disemua kulit )
ü Kelenjar
apokrin
ü Pada
telinga bagian luar disebut kelenjar seruminosa untuk produksi serum.
b. Kelenjar
minyak ( Glandula Sebasea )
2. Rambut
Ø Terdapat
diseluruh tubuh kecuali :Telapak tangan dan telapak kaki, bagian dorsal dari
falang distal jari tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir.
Ø Jenis
rambut : Rambut terminal, rambut velus
Ø Penampang
rambut : Kutikula,korteks ,dan medulla
Ø Fungsi
rambut : Pelindung, penyaring udara, pengatur suhu, pendorong penguapan
keringat, dan indera peraba yang
sensitive.
3. Kuku
Kuku
adalah bagian terminal lapisan tanduk yang menebal.
Bagian-bagian
kuku: matriks kuku,dinding kuku,dasar kuku, alur kuku,akar kuku,lempeng
kuku,lunula, eponikium,hiponikium.
1.
Pelindung atau proteksi
Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi
jaringan- jaringan tubuh di sebelah dalam dan melindungi tubuh dari pengaruh-
pengaruh luar seperti luka dan serangan kuman. Lapisan paling luar dari kulit
ari diselubungi dengan lapisan tipis lemak, yang menjadikan kulit tahan air.
Kulit dapat menahan suhu tubuh, menahan luka-luka kecil, mencegah
zat kimia dan bakteri masuk ke dalam
tubuh serta menghalau rangsang-rangsang
fisik seperti sinar ultraviolet
dari matahari.
2.
Penerima rangsang
Kulit sangat peka
terhadap berbagai rangsang
sensorik yang berhubungan dengan sakit, suhu panas atau
dingin, tekanan, rabaan, dan getaran. Kulit sebagai alat perasa
dirasakan melalui ujung-ujung saraf sensasi.
3.
Pengatur panas atau thermoregulasi
Kulit mengatur suhu tubuh melalui
dilatasi dan konstruksi pembuluh kapiler
serta melalui respirasi yang
keduanya dipengaruhi saraf otonom. Tubuh yang
sehat memiliki suhu tetap kira-kira 98,6 derajat Farenheit atau sekitar
36,50C. Ketika terjadi perubahan pada
suhu luar, darah dan kelenjar keringat kulit
mengadakan penyesuaian seperlunya dalam fungsinya masing-masing.
Pengatur panas adalah salah satu fungsi kulit sebagai
organ antara tubuh dan lingkungan. Panas akan hilang
dengan penguapan keringat.
4.
Pengeluaran (ekskresi)
Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari
kelenjar-kelenjar keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori keringat dengan
membawa garam, yodium dan zat kimia lainnya. Air yang dikeluarkan melalui kulit
tidak saja disalurkan melalui keringat tetapi juga melalui penguapan air transepidermis
sebagai pembentukan keringat yang tidak disadari.
5.
Penyimpanan.
Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak.
6.
Penyerapan terbatas
Kulit dapat menyerap zat-zat
tertentu, terutama zat-zat yang larut dalam
lemak dapat diserap ke dalam kulit.
Hormon yang terdapat pada krim muka dapat masuk melalui kulit
dan mempengaruhi lapisan kulit pada tingkatan yang sangat
tipis. Penyerapan terjadi melalui muara kandung rambut
dan masuk ke dalam saluran kelenjar
palit, merembes melalui dinding pembuluh darah ke dalam peredaran darah
kemudian ke berbagai organ tubuh lainnya.
7.
Penunjang penampilan
Fungsi yang terkait dengan
kecantikan yaitu keadaan kulit
yang tampak halus, putih dan bersih akan dapat menunjang penampilan
Fungsi lain dari kulit yaitu kulit dapat mengekspresikan emosi seseorang
seperti kulit memerah, pucat maupun konstraksi otot penegak rambut.
2.3 Etiologi
Etiologi tidak diketahui, tetapi sinar Ultra
Violet paling dicurigai sebagai penyebab melanoma maligna. Umumnya resiko
tertinggi dihadapi oleh orang yang berkulit putih/cerah, bermata biru, bermata
pirang atau coklat dengan bercak-bercak kecoklatan pada kulitnya. Orang-orang
ini menyintesis melanin lebih lambat. Orang keturunan Celtic atau Skandinavia
menghadapi risiko lebih besar dibandingkan dengan orang yang sering terbakar
sinar matahari tetapi kulitnya tidak pernah menjadi coklat kekuningan. Populasi
lain yang berisiko pernah menderita melanoma dimasa lalu, memiliki riwayat
melanoma dalam keluarga, mempunyai nevus kongenital yang berukuran raksasa,
atau memiliki riwayat luka bakar matahari yang parah. Hingga 10% penderita
melanoma merupakan anggota keluarga yang cenderung menderita melanoma dan
memiliki lebih dari satu nervu yang terus berubah (nevi displastik), serta
rentan terhadap transformasi maligna (Arif Amuttaqin:2001).
2.4 Manifestasi klinis
Gejala atau tanda yang patut di
curigai sebagai tanda keganasan suatu lesi adalah perubahan warna seperti lebih
terang atau lebih gelap, gatal, perubahan bentuk menjadi tidak teratur atau
nevus bertambah luas serta bertambah tebal, pertumbuhan horizontal dan
vertikal, permukaan tidak rata, dan akhirnya pembentukan tukak. Pendarahan
menandakan proses sudah sangat lanjut.
Bentuk dini sangat sulit dibedakan dengan tumor lainnya.
Karena melanoma maligna merupakan penyakit yang fatal bila telah metastasis
jauh, maka kemampuan untuk mengenali keganasan dini perlu diperdalam.
Lokalisasi dilaporkan terbanyak di ekstremitas bawah, kemudian didaerah badan,
kepala/leher, ektremitas atas, kuku. Kunci penyembuhan melanoma maligna adalah
penemuan dini, sehingga diagnosis melanoma harus ditingkatkan bila penderita
melaporkan adanya lesi berpigmen baru atau adanya tahi lalat yang berubah,
seperti: berpigmen, yaitu:
- perubahan dalam warna
- perubahan dalam ukuran (terutama pertumbuhan yang cepat)
- timbulnya gejala (gatal, rasa terbakar, atau rasa sakit)
- terjadi peninggian pada lesi yang sebelumnya datar
- perubahan pada permukaan atau perubahan pada konsistensi lesi berpigmen
- berkembangnya lesi satelit (Arif Amuttaqin:2001).
2.5 Patofisiologi
Melanosit adalah sel yang terletak atau dekat pada
lapisan basal, (pada lapisan epidermal). Sel-sel ini memproduksi melanin,
pigmen coklat pada kulit melanin adalah dibuat dalam ganul-ganul dan transferan
dari keratinosit. Dimana akumulasi pada bagian permukaan dari tiap-tiap
keratinosit dan bentuk perisai dari bagian pigmen nucleus yng melindungi agen
dari sinar ultraviolet. Melanoma maligna terjadi dimana ada pigmen, tetapi
antara 1-3 kali dari mereka murni merupakan tahi lalat.
Kebanyakan melanoma maligna berdiameter lebih dari 6mm,
asimetris, dan ciri khas terjadi pada epidermis, lesi (disebut melanoma maligna
in situ) adalah tipis dan relatif lunak. Bagaimana pun, ketika lesi menembus
dermis dan bercampur dengan darah, vessel limpe dan terjadi pada metastase.
Pada bagian ini meningkat, terjadi tumor atau terbentuk nodul dan sering
terdapat nodul-nodul yang lebih kecil, disebut satelit lesi, sekitar pori-pori.
Prognosis untuk daya tahan orang yang di diagnosa dengan
melanoma maligna adalah derminan oleh beberapa variable, termasuk tumor yang menebal,
ulserasi, metastasis, tempat, usia, dan gender. Klien yang lebih muda dan
wanita lebih baik perubahan dan pertahanannya. Tumor pada tangan, kaki, dan
kulit kepala adalah prognosis yang buruk, tumor pada kaki dan kepala sedikit
tampak dan tidak dapat di diagnosis sampai mereka tumbuh atau berkembang ke
dalam dermis.
Tanda Lesi
Terdapat 3 jenis yang berkembangnya
menjadi malignan melanoma: displastis nevi/tahi lalat, congenital nevi, dan
lentigo maligna. Penyebab lesi disebut premalignan lesi, namanya dapat
mengindikasikan resiko lesi menjadi malignan/kanker yang lebuh besar dari
normal.
Displastik Nevi
Displastik nevi juga disebut seperti
tahi lalat. Walaupun displastik nevi tidak tampak saat lahir, normal nevi
terjadi selama anak-anak dan menjadi displastik (menjadi pertumbuhan
abnormal)setelah masa remaja. Klien dengan klasifikasi displastik nevi lebih
dari 100 nevi, sedikitnya 1 dari nevi lebih besar diameternya yaitu 8mm, dan
terdapat karakteristik dari malignan melanoma (asimetris, batasnya regular,
warnanya berubah, dan diameternya lebih besar dari 6mm). Displastik nevi
meningkat resikonya dan dapat menjadi malignan melanoma. Bagaimana pun, ini
tidak diketahui karena seseorang dengan displastik nevi tidak ada riwayat
melanoma pada wajah nevi dapat lebih tinggi resikonya terjadi melanoma.
Displastik nevi lebih sering terjadi
pada wajah, hidung dan tangan tetapi juga terdapat pada kepala payudara wanita,
punggung paha, dan bokong. Pigmentasi dari nevi adalah reguler, dengan campuran
dengan coklat, hitam, merah, dan pink. Daerah yang lebih terang pigmentasinya
adalah mengelilingi karena popular area yang tertekan pigmentasi (dijabarkan
seperti, telur rebus). Batas dari nevi tidak terlihat.
Congenital Nevi
Congenital nevi terjadi sejak lahir.
Beberapa lesi ada yang kecil; yang lainnya cukup besar untuk menutupi bagian
area tubuh. Warnanya dapat bertingkat dari coklat menjadi hitam. Mereka sering
terjadi ringan/tipis, dengan permukaan reguler dan batas reguler putih.
Lentigo Maligna
Lentigo maligna, juga disebut
bintik-bintik Hutchnson’s, yaitu bintik coklat/hitam sedikit pada kulit yang
terlihat seperti bintik-bintik. Ini berkembang
perlahan-perlahan, menjadi bintik-bintik, hitam, tebal, dan nodul. Yang
dapat terlihat pada salah satu bagian
dari wajah orang dewasa yang lebih tua yang sering terpapar sinar matahari.
Clasifikasi
Malignan melanoma dapat klasifikasi
kedalam tipe yang berbeda. Tiap tipe bermukaan melanoma, lentigo
maligna melanoma, nodular melanoma dan acral lentigonous melanoma. Tiap-tiap
tumor ini adalah karakteristik dari radial atau fase pertumbuhan vertiakal.
Selama fase inisial radial, dimana dapat berakhir dari 1 s/d 25 tahun
(tergantung pada tipe), melanoma berkembang paralel pada permukaan kulit.
Selama fase ini, tumor jarang metastase dan sering tertipu oleh eksisi operasi
bagaimana pun, selama fase ini pertumbuhan vertikal, tidak mewakili melanosit
secara cepat dinetralisir ke dalam dermis dan jaringan subkutan, meningkat
secara cepat beresiko untuk metastasisdan mati.
Permukaan Berkembang Melanoma
Permukaan berkembang melanoma adalah
semua bentuk tipe, terjadi kira-kira 70% (Porth, 1998). Lesi sering
datar dan bersisik krusty dan kira-kira 2cm. Mereka sering terjadi dari
preexisting nevus. Tipe ini dari melanoma ditemukan pada hidung dan
belakang/punggung laki-laki dan kaki perempuan. Perluasan permukaan melanoma
terjadi lebih sering pada wanita daripada pria. Pertengahan usia terjadi adalah
50 tahun.
Pertumbuhan radial terakhir dari 1 s/d
5 tahun atau lebih, ketika lesi terjadi fase pertumbuhan vertikal, ini
berkembang dengan cepat, dan warnanya berubah menjadi warna dengan percampuran
coklat/sawo matang, coklat, dan hitam menjadi karakteristik merah, putih dan
warna biru, lesi juga berkembang batas ireguler dan sering terjadi nodul-nodul
dan ulserasi (figure 17-28)
Lentigo Maligna Melanoma
Lentigo maligna melanoma sering terjadi
precursor lesi, lentigo maligna, lesi meluas dan coklan dengan perbedaan
bayangan coklat. Tipe ini dari melanoma menjadi 4% s/d 10% dr malignan melanoma
dan sedikit serius dari (Porth, 1998). Ini terjadi pada kulit yang telah lama
terpapar sinar matahari, seperti wajah, leher, dan kadang-kadang bagian dorsal
dari tangan dan ekstrimitas bawah. Lentigo maligna melanoma mempengaruhi wanita
daripada pria. Ini terjadi diagnosa pada orang-orang yang 60 tahunan dan 70
tahunan.
Karakteristik lentigo maligna melanoma
yaitu proliferasi dari berbagai tipe melanosit paralel menjadi lapisan basal
pada epidermis, pada fase radial dapat tumbuh menjadi besar sekitar 10cm. Lesi
menjadi maligna dengan adanya melanosit-melanosit yang menyerang dermis. Ini
tipe pertumbuhan vertikal, terjadi nodul dapat muncul pada permukaan lesi. Lesi
dirawat pada daerah yang terdapat bintik-bintik atau rupa yang bernoda.
Nodular Melanoma
Lesi nodular melanoma terjadi dengan
bentuk bundar, berwarna biru-hitam atau nodul-nodul merah pada area kepala,
leher dan batang hidung yang mungkin/tidak terpapar matahari. Lesi dapat
terlihat seperti lepuh darah atau lesinya berupa ulserasi dan hidung berdarah,
lesi terjadi dari tidak efektifnya kulit lebih cepat dari pada dari lesi pre
existing. Tipe ini terjadi menjadi 15% s/d 30% dari malignan
melanoma dan sering di diagnosa pada orang yang 50s.
Nodular melanoma hanya fase pertumbuhan
vertikal, tetapi ini tumbuh cepat selama fase ini, terjadi pertumbuhan radial
dan pada tipe ini lebih sulit untuk di diagnosa sebelum metastase.
Acral Lentignous Melanoma
Acral lentignous melanoma, juga disebut
mukokutan melanoma, ini lebih sering sedikit terjadi pada orang dengan kulit
putih dan lebih sering terjadi pada orang dengan kulit gelap. Lesi berkembang
dari sawo matang, coklat, atau lesi hitam yang tipis menjadi nodul elavasi dan
kira-kira diameternya menjadi 3cm, fase akhir radial berasal dari 2 s/d 5
tahun. Dapat terjadi pada telapak tangan, punggung kaki, mukosa
membran dan nailbeds. Acral lentiginous melanoma mempengaruhi keduanya pria
dengan wanita sama dan lebih sering diagnosa pda orang yang 50s dan 60s.
2.6 Klasifikasi
Secara Klinis, melanoma maligna ada 4 macam
tipe, yaitu:
1. Superficial Spreading Melanoma
Merupakan
tipe melanoma yang sering terjadi di Amerika Serikat, yaitu sekitar 70%
dari kasus yang didiagnosa sebagai
melanoma. Dapat terjadi pada semua umur namun lebih sering pada usia 30-50
tahun, sering pada wanita dibanding pria dan merupakan penyebab kematian akibat
kanker tertinggi pada dewasa muda.
Pada
stadium awal, tipe ini bisa berupa bintik yang datar yang kemudian pigmentasi
dari lesi mungkin menjadi lebih gelap atau mungkin abu-abu, batasnya tidak
tegas, dan terdapat area inflamasi pada lesi. Area di sekitar lesi dapat
menjadi gatal. Kadang-kadang pigmentasi lesi berkurang sebagai reaksi imun
seseorang untuk menghancurkannya. Tipe ini berkembang sangat cepat. Diameter
pada umumnya lebih dari 6mm.Lokasi pada wanita di tungkai bawah, sedangkan
laki-laki di badan dan leher.
Gambaran
histologis Superficial Spreading Melanoma, pada epidermis didapatkan melanosit
berbentuk epiteloid, dapat tersusun sendiri – sendiri atau berkelompok, pada umumnya
sel – sel tersebut tidak tampak pleomorfik. Pada dermisterlihat sarang – sarang
tumor yang padat dan dengan melanosit berbentuk epiteloid yang besar serta
berkromatin yang atipik, di dalam sel – sel tersebut terdapat butir – butir
kromatin, kadang – kadang dapat di temukan melanosit berbentuk kumparan dan sel
– sel radang.
2. Nodular Melanoma
Merupakan tipe melanoma yang paling agresif.
Pertumbuhannya sangat cepat dan berlangsung dalam waktu mingguan sampai
bulanan. Sebanyak 15%-30% kasus melanoma yang terdiagnosa sebagai melanoma
merupakan nodular melanoma. Dapat terjadi pada semua umur, namun lebih sering
pada individu berusia 60 tahun ke atas. Tempat predileksinya adalah tungkai dan
tubuh. Melanoma ini bermanifestasi sebagai papul coklat kemerahan atau biru
hingga kehitaman, atau nodul berbentuk kubah, atau setengah bola (dome shaped)
atau polopoid dan aksofitik yang dapat timbul dengan ulserasi dan berdarah
dengan trauma minor, timbul lesi satelit. Secara klinik bisa berbentuk
amelanotik atau tidak berpigmen. Fase perkembangannya tidak dapat dilihat
dengan mudah, dan sulit di identifikasi dengan deteksi ABCDE. Gambaran
histologis Nodular melanoma pada epidermis didapatkan melanosit
berbentuk epiteloid, dan kumparan atau campuran, dapat ditemukan pada daerah
dermo – epidermal. Gambaran dermis terlihat sel – sel melanoma menginvasi
ke lapisan retikuler dermis, pembuluh darah dan subcutis.
3.
Lentigo Maligna Melanoma
Sebanyak 4-10 % kasus melanoma merupakan tipe Lentigo
Maligna melanoma.Terjadi pada kulit yang
rusak akibat terpapar sinar matahari pada usia pertengahan dan lebih tua,
khususnya pada wajah, leher dan lengan. Melanoma tipe ini pada tahap dini terdiagnosa
sebagai bercak akibat umur atau terpapar matahari. Karena mudah sekali terjadi
salah diagnosa maka tipe ini dapat tidak terdeteksi selama bertahun-tahun dan
cukup berbahaya.Pertumbuhan tipe ini sangat lambat yaitu sekitar 5-20 tahun.
Pada tahap in situ lesinya luas (>3cm) dan telah ada
selama bertahun-tahun. Karakteristik invasinya ke kulit berupa macula
hiperpigmentasi coklat tua sampai hitam atau timbul nodul yang biru
kehitaman.Pada permukaan dijumpai bercak-bercak warna gelap (warna biru) tersebar
tidak teratur, dapat menjadi nodul biru kehitaman invasive agak hiperkeratonik.
Pada epidermis di dapatkan Melanositik atipik sepanjang membrane basalis, berbentuk pleomorfik dengan inti yang atipik. Sel – sel yang di jumpai berbentuk kumparan. Sedangkan pada dermisnya terdapat Infiltrasi limfosit dan makrofag yang mengandung melanin.
Pada epidermis di dapatkan Melanositik atipik sepanjang membrane basalis, berbentuk pleomorfik dengan inti yang atipik. Sel – sel yang di jumpai berbentuk kumparan. Sedangkan pada dermisnya terdapat Infiltrasi limfosit dan makrofag yang mengandung melanin.
4. Acral Lentigineous Melanoma
Tipe ini paling
sering menyerang kulit hitam dan Asia yaitu sebanyak 29-72% dari kasus melanoma
dan karena sering terlambat terdiagnosis maka prognosisnya buruk.Sering disebut
sebagai ”hidden melanoma” karena lesi ini terdapat pada daerah yang
sukar untuk dilihat atau sering diabaikan, yaitu terdapat pada telapak tangan,
telapak kaki, tumit, ibu jari tangan, atau dibawah kuku.
Melanoma subungual bisa terlihat
sebagai diskolorasi difus dari kuku atau pita longitudinal berpigmen di dasar
kuku. Melanoma
ini memiliki bentukan yang sama dengan benign junctional melanotic nevus.
Pigmen akan berkembang dari arah proksimal menuju ke arah laterla kuku yang
disebut sebagai tanda Hutchinson, sebuah tanda yang khusus untuk melanoma
akral. Pada permukaan timbul papul, nodul, ulcerasi, kadang-kadang lesi tidak
mengandung pigmen.
Gambaran yang paling khas paling
baik di lihat pada daerah macula berpigmen. Tampak adanya gambaran proliferasi
melanosit atipikal sepanjang lapisan basal.
1) Klasifikasi
menurut kedalaman (ketebalan) Tumor menurut Breslow:
·
Golongan I: Kedalaman (ketebalan) tumor
<0,76 mm
·
Golongan II: Kedalaman (ketebalan)
tumor 0,76-1,5 mm
·
Golongan III: Kedalaman (ketebalan)
tumor >1,5 mm
2) Klasifikasi
yang lain yaitu klasifikasi tingkat invasi menurut Clark.
·
Tingkat I : sel melanoma terletak di
atas membrane basalis epidermis(melanoma in situ/ intra epidermal)
·
Tingkat II:invasi sel melanoma samapi
dengan lapisan papilaris dermis (dermis superfisial), tetapi tidak mengisi
papila dermis.
·
Tingkat III:Sel melanoma mengisi
papila dermis dan meluas sampai taut dermis papiler dan retikuler.
·
Tingkat IV: Invasi sel melanoma
sampai dengan lapisan retikularis dermis.
·
Tingkat V:Invasi sel melanoma
sampai dengan jaringan subkutan
3) Sedangkan National Comprehensive
Cancer Network menggunakan klasifikasi yang merupakan variasi dari sistem
TNM.
·
Stage 0: melanoma in situ,yang berarti hanya melibatkan lapisan
epidermis dan belum menyebar ke dermis. Dalam
klasifikasi menurut Clark tingkat I.
·
Stage 1: melanoma
memiliki ketebalan kurang dari 1 mm atau sekitar 1/25 inch. Dalam klasifikasi
Clark, sesuai dengan tingkat II atau III.
·
Satge I-II: melanoma memiliki ketebalan antara 1-4 mm atau menurut
klasifikasi Clark sesuai dengan tingkat IV dengan ketebalan berapapun. Tingkat
ini masih terlokalisasi di kulit dan belum ditemukan penyebaran pada kelenjar
limfe atau organ lain yang jauh.
·
Stage III: melanoma sangat tebal, lebih dari 4 mm, atau jika dalam
klasifikasi Clark, sesuai dengan tingkat V dan atau nodul melanoma ditemukan
dalam 2 cm dari tumor utama. Atau melanoma telah menyebar ke kelenjar limfe
terdekat, tapi masih belum ada penyebaran jauh.
·
Stage IV: melanoma telah menyebar luas disamping ke regio
sekitarnya, seperti ke paru-paru, hati, otak, dll.
2.7 Pemeriksaan
diagnostic
Selain biopsi dari dugaan lesi,
laboratori dan tes diagnostik digunakan menentukan keadaan tumor apakah telah
metastase. Karena malignan melanoma dapat metastase pada beberapa
organ atau jaringan dari tubuh, dilakukan macam-macam tes
Tes
laboratorium termasuk seperti dibawah ini:
a. Tes fungsi
liver untuk menentukan keadaan tumor yang telah metastasis pada liver.
Kombinasi dari elevasi LDH, alkaline phosphatase, dan SGOT mempengaruhi liver.
b. Menghitung
jumlah darah yang dilakukan untuk menentukan abnormalitas hematologi
c. Tes serum darah
dilakukan untuk mengindentifikasi elektrolit mineral yang abnormal).
Tes diagnostik
dapat meliputi juga seperti ini:
a. Biopsi lesi
adalah hanya metode definitif pada diagnosa malignan melanoma. Eksisi biopsy
adalah prosedur diagnostik dari pilihan karena dibawah ini lebih komplit
histologic evaluasi dan tingkat mikroskop. Biopsi tidak harus dilakukan jika
terduga melanoma, karena ketebalan dan dalamnya lesi tidak dapat di kaji,
membuat keputusan tentang prognosis dan pengobatan sangat sulit.
b. CT–scan liver
menentukan jika enzim hati abnormal dan menentukan luasnya metastasis dari hati
lebih akurat.
c. X-ray dada
dilakukan jika klien sulit bernafas atau hemoptisis, dimana rangsangan
paru-paru menjadi metastasis.
d. Scan
tulang dilakukan untuk menentukan metastatik karena tidak
dapat menentukan nyeri tulang.
e. CT scan
atau MQI dari otak yaitu menentukan pengkajian dari metastasis jika
klien sakit kepala, seizure, atau defisit neurology.
f. Biopsi jaringan
dari limpa tulang belakang atau lesi kulit lain dilakukan untuk
mengidentifikasi metastasis.
2.8
Penatalaksaan
·
Pembedahan
Eksisi
dilakukan seluas 1 cm di luar tumor. Eksisi dengan menyertakan fasia profunda
tidak mempengaruhi prognosis, demikian juga di seksi getah bening regional pada
tumor yang belum menunjukkan tanda metastasis jauh.
·
Perfusi
Setelah
eksisi melanoma di ekstremitas, dapat di lakukan perfusi untuk pembertian
sitostatik ajuvan. Perfusi merupakan tindakan bedah yang agak besar sebab
ekstremitas harus di kosongkan dari peredaran darah sehingga harus di kerjakan
dengan pompa pengatur suhu dan oksigenator ( mesin jantung paru).
·
Imunologi
Melanoma
memperlihatkan reaksi yang tidak di mengerti yang di duga berdasarkan pengaruh
imunologik. Penggunaan vaksin sebagai terapi seperti vaksin bcg kadang
menyebabkan regresi parsial untuk waktu terbatas tetapi tidak mempengaruhi
prignosis. Setelah pembedahan perlu ditekankan pentingnya pengawasan berkala
karena walaupun di temukan pada derajat satu, kemungkinan kambuh cukup besar.
2.9 Komplikasi
Melanoma Maligna merupakan jenis
kanker kulit yang paling ganas, dapat menyebar kebagian tubuh lainnya seperti
kelenjar limfa, menyebabkan hipertensi, hypercholesterolemia.
Metastasis dapat terjadi pada local
(di dalam atau sekitar lesi primer), pada limfonodi, atau pada:
- Kulit yang jauh dari lesi primer
- Limfonodi yang jauh
- Organ-organ dalam
- Tulang
Metastasis
dapat berlangsung cepat secara hematogen maupun limfogen.
ulkus
mudah berdarah.
2.10
WOC
2.11 Askep teori
Pengkajian
1. Anamnesis
2. Tanda-tanda Vital
3. AktivitasIstirahat
Tanda :Keterbatasan mobilisasi/kehilangan pada bagian yang terkena (mungkin segera karena nyeri, pembengkakkan setelah tindakan aksisi dan graft kulit).
Tanda :Keterbatasan mobilisasi/kehilangan pada bagian yang terkena (mungkin segera karena nyeri, pembengkakkan setelah tindakan aksisi dan graft kulit).
4. Sirkulasi
Hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai respon terhadap nyeri/ansietas), takikardia (respon stress, hipovolemia), lesi cenderung sikuker dengan bagian luar yang tidak teratur
Hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai respon terhadap nyeri/ansietas), takikardia (respon stress, hipovolemia), lesi cenderung sikuker dengan bagian luar yang tidak teratur
5. Neuro sensori
Nyeri dada daerah karsinoma.
Nyeri dada daerah karsinoma.
6. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri berat saat tindakan eksisi dan grafh kulit (mungin terlokasi pada area lesi yang di eksisi local yang luas dan pada grafh kulit)
Gejala : Nyeri berat saat tindakan eksisi dan grafh kulit (mungin terlokasi pada area lesi yang di eksisi local yang luas dan pada grafh kulit)
7. Keamanan
Tanda :Lesi semakin menonjol, pendarahan lesi, perubahan local pada warna nodul (biasanya relative licin serta berwarna biru hitam yang seragam, dapat meningkat/berubah secara bertahap), serta nodul yang menebal, bersisik dan berulselasi.
Tanda :Lesi semakin menonjol, pendarahan lesi, perubahan local pada warna nodul (biasanya relative licin serta berwarna biru hitam yang seragam, dapat meningkat/berubah secara bertahap), serta nodul yang menebal, bersisik dan berulselasi.
8. Penyuluhan /Pembelajaran
Gejala : Lingkungan trauma, aktivitas perwatan dini dan tugas pemeliharaan/perwatan rumah
Gejala : Lingkungan trauma, aktivitas perwatan dini dan tugas pemeliharaan/perwatan rumah
BAB III
PEMBAHASAN
Tn.K umur 55 tahun, pekerjaan
petani, dan sering kontak dengan sinar Ultra Violet. Pada tanggal 15 maret 1014
datang ke puskesmas Putri Ayu dengan keluhan kulit terasa gatal, nyeri seperti
terbakar didaerah abdomen kanan atas, tampak adanya lesi, bersisik, dan
hiperpigmentasi yaitu bercak kehitaman dengan diameter 6cm. Pada tanggal 20
maret 2014 pasien dirujuk ke Rumah Sakit
Abdul Manap. Dari hasil pemeriksaan infeksi terlihat adanya peningkatan
melanosin di superficial kulit abdomen, palpebra kehitaman, dan wajah terlihat
pucat, pemeriksaan palpasiabdomen kuadran kanan atas teraba keras masa sekitar
2cm. Pasien menjelaskan sering merasakan mual, tidak nafsu makan sehingga berat
badan menjadi turun 3kg. Pemeriksaan penunjang biopsi lesi pada tanggal 21
maret menunjukkan terjadinya lentigo maligna. Dari hasil laboratorium
didapatkan hasil Hb: 11 gr/dl, leukosit: 9 103/ µl, SGPT 55 U/l, SGOT 35 u/l.
Dari pemeriksaan vital sign: TD: 150/80 Mmhg, suhu: 36ºc, nadi: 110x/menit, RR:
27x/menit. Pasien menjelaskan bahwa selama di rumah sakit tidak bisa tidur
karena lingkungannya sangat rame, tidur malam hanya sekitar 4jam dan tidak
pernah tidur siang. Pasien mengatakan mudah lelah saat melakukan aktifitasnya
sehingga tidak dapat melakukan aktifitas bertani lagi. Pasien terpasang infus
RL dengan 30 TPM.
3.1
Askep kasus
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian Tanggal: 15
maret 2014
A. Identitas
pasien
Nama: Tn. K
Umur: 55 tahun
Pekerjaan: Petani
B. Riwayat
Kesehatan
Keluhan utama : kulit
terasa gatal
Keluhan sekarang:
P: Nyeri
Q: Nyeri seperti
terbakar
R: di daerah abdomen
kanan atas
S: -
T: -
Riwayat kesehatan saat
ini:
Riwayat kesehatan yang
pernah diderita:
Riwayat kesehatan
keluarga:
Riwayat alergi:
C. Pemeriksaan
Fisik
Tanda-tanda vital:
TD 150/80 mmHg
Suhu 36oC
Nadi 110 x/menit
RR 27x/menit
Aktivitas Istirahat
Tanda : mudah lelah, kurang tidur
Sirkulasi
Takikardi, pucat
Neurosensori
Nyeri
Nyeri/Kenyamanan
Gejala : nyeri seperti terbakar di daerah abdomen kanan atas
Keamanan
Tanda : Lesi, bersisik, dan hiperpigmentasi
Penyuluhan /Pembelajaran
D. Pemeriksaan Penunjang
Biopsi lesi menunjukkan lentigo maligna (21 maret 2014)
E. Pemeriksaan Laboratorium
Hb: 11 gr/dl
Leukosit: 9 103/μl
SGPT 55 u/l
SGOT 35 u/l
F. Terapi
Terpasang infus RL dengan 30 TPM
2.
Analisis Data
No.
|
Data
|
Etiologi
|
Masalah keperawatan
|
1.
|
DS: klien mengeluh nyeri seperti
terbakar.
DO:
-
Lesi
-
Nadi = 110 x/i
-
RR = 27 x/i
|
Lesi
|
Nyeri
|
2.
|
DS: -
DO:
-
Lesi
-
Kulit bersisik
-
Hiperpigmentasi
|
lesi
|
Kerusakan integritas tidur
|
3.
|
DS: klien mengeluh kurang tidur
DO:
-
Hb = 11 gr/l
-
Palpebra kehitaman
-
Pucat
-
Mudah lelah
|
Ketidaknyamanan karena faktor
lingkungan.
|
Gangguan pola tidur
|
3.
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri
berhubungan dengan lesi.
2. Kerusakan
integritas kulit berhubungan dengan lesi.
3. Gangguan
pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan karena faktor lingkungan.
4.
NCP
No.
|
Diagnosa Keperawatan
|
Tujuan & Kriteria
hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
|
Nyeri b.d tindakan eksisi.
DS: klien mengeluh nyeri seperti
terbakar.
DO:
-
Lesi
-
Nadi = 110 x/i
-
RR = 27 x/i
|
Dalam waktu 1 x 24
jam nyeri berkurang/hilang atau teradaptasi.
KH:
1. Secara
subjektif melaporkan nyeri berkurang atau dapat diadap. Skala nyeri 0-1
(0-4).
2. Dapat
mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan atau menurunkan nyeri.
3. Pasien
tidak gelisah.
|
Mandiri :
1. Kaji
nyeri dengan pendekatan PQRS.
2. Kaaji
faktor yang meningkatkan dan menurunkan respons nyeri pada melanoma.
3. Jelas
dan bantu pasien dengan tindakan pereda nyeri nonfarmokologi dan noninvasif.
4. Lakukam
manajemen nyeri keperawatan:
1.Atur
posisi fissiologis dan imobilisasi ekstremitas yang mengalami selulitis.
2.Manajemen
lingkungan: lingkungan tenang dan batasi pengunjung.
3.Ajarkan
teknik distraksi pada saat nyeri.
Kolaborasi:
Pemberian analgetik.
|
Mandiri:
1. Menjadi
parameter dasar untuk mengetahui sejauh mana intervensi yang diperlukan dan
sebagai evaluasi keberhasilan dari intervensi manajemen nyeri keperawatan.
2. Pengangkatan
melanoma dengan pembedahan pada berbagi tempat yang berbeda(kepala serta
leher, mata, batang tubuh, abdomen, ekstremitas, sistem saraf pusat) akan
menimbulkan berbagai tantangan dengan mempertimbangkan pengangkatan melanoma
primer, pembuluh dan kelenjar limfe yang mengintervensi lesi tersebut, serta
menjadi tempat penyebaran lesi metastatik.Intevensi keperawatan pasca bedah
untuk melanoma maligna berfokus pada peningkaatan rasaa nyaaman karena
mungkin di perlukan tindakan eksisi yang luas.
3. Pendekatan
dengan mengunakan relaksasi dan nonfarmakologi lainnya telah menunjukkan
keefektifan dalam mengurangi nyeri.
4. Posisi
fisiologis akan meningkatkan asupan O2 ke jaringan yang mengalami
peradangan subkutan. Pengaturan posisi idealnya adalah pada arah yang
berlawanan dengan letak dari selulitis. Bagian tubuh yang mengalami inflamasi
lokal dilakukan imobilisasi untuk menurunkan respons pradangan dan
meningkatkan kesembuhan.
Lingkungan
tenang akan menurunkn stimulus nyeri eksternal dan pembatasaan pengunjung
akan membantu meningkatkan kondisi O2 ruangaan yang akan berkurang
apabila banyak pengunjung yang berada di ruangan. Distrakssi (pengalihan
perhatian) dapat menurunkan stimulus internal dengan meknisme peningkatan
produksi endorfin dan enkefalin yang dapat memblok reseptor nyeri untuk tidak
di kirimkan ke korteks serebri sehingga menurunkan persepsi nyeri.
Kolaborasi:
Analgetik memblok lintasan nyeri,
sehingga akan berkurang.
|
2.
|
Gangguan integritas
kulit b.d lesi.
DS: -
DO:
-
Lesi
-
Kulit bersisik
-
hiperpigmentasi
|
Dilakukan setelah 3 x 24 jam
KH :
1.
Mengidentifikasi rasinal untuk
penyembuhan luka
2.
Berpatisipasi dalam rencana pengobatan
yg dianjurkan untuk meningkatkan penyembuhan luka
|
Mandiri:
1. Kaji
lokasi, kondisi sekitar kulit, ukuran lesi, bentuk, eritema, papul, vesikel.
2. Meningkatkan
integritas kulit dengan menghindari dari cubitan dan garutan3.
3. Berikan
perawatan kulit(cuci area kemerahan dengan lembut menggunakan sabun ringan,
bilaslah seluruh area kulit)
4. Berikan
motivasi agar pasien tidak kontak dengan bahan iritan
5. Masase
dengan lembut kulit sehat sekitar yang sakit jangan dilakukan pada area yang
kemerahan berikan pelembab pada kulit yang mengalami kekeringan
(contoh:nivea)
Kolaborasi:
Pemberian terapi
|
Mandiri:
1. Memberikan
informasi dasar untuk dapat memberikan petunjuk pengobatan
2. Dengan
adanya cubitandan garukan akan menimbulkan trauma baru pada kulit.
3. Pembersihan
kulit dapat mencegah terjadinya rasa gatal dan memberikan rasa nyaman.
4. Bagi
pasien yang sering kontak dengan bahan iritan akan memperhambat penyembuhan membantu
melancarkan sirkulasi.
5. Memberikan
kelembaban pada kulit menimbulkan rasa nyaman.
Kolaborasi:
Membantu dalam penyembuhan
|
3.
|
Gangguan pola tidur b.d ketidaknyamanan
karena faktor lingkungan.
DS: klien mengeluh kurang tidur
DO:
-
Hb = 11 gr/l
-
Palpebra kehitaman
-
Pucat
-
Mudah lelah
|
Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama 3X24 jam diharapkan dengan KH:
·
Klien mengatakan sudah bisa tidur nyenyak.
·
Palpebra kembali normal
·
Wajah terlihat normal
|
1.
Pantai keadaan umum klien dan TTV
2.
Kaji pola tidur
3.
Kaji faktor yang menyebabkan gangguan
tidur
4.
Batasi pengunjung selama periode istirahat
yang optimal
Kolaborasi:
1. Berikan
obat dengan kolaborasi dengan dokter
|
1.
Mengetahui kondisi tubuh dengan
keadaan normal atau tidak
2.
Untuk mengetahui kemudahan dalam tidur
3.
Untuk mengidentifikasi penyebab aktual
dari gangguan tidur
4.
Tidur akan sulit dilakukan tanpa
relaksasi
Kolaborasi:
1. Untuk
mengetahui obat yang sesuai dengan keadaan klien.
|
BAB V
PENUTUP
4.1
KESIMPULAN
Kanker kulit
adalah penyakit dimana kulit kehilangan kemampuannya untuk generasi dan tumbuh
secara normal.Sel-sel kulit yang sehat secara normal dapat membelah diri secara
teratur untuk menggantikan sel-sel kulit mati dan tumbuh kembali (Anonim,2010).
Sejalan dengan
pertumbuhan dan perkembangbiakannya, sel-sel kanker membentuk suatu massa dari
jaringan ganas yang menyusup ke jaringan di dekatnya dan bisa menyebar (metastasis)
ke seluruh tubuh. (Ajoemedi soemardi, 2006)
Macam-macam jenis kanker :
§ Karsinoma sel basal (KSB)
§ Karsinoma sel skuamosa (KSAB)
§ Melanoma maligna
Penyebab kanker kulit
§
Paparan Sinar Ultraviolet (UV)
§
Paparan Karsinogen
§
Genetik/Faktor Keturunan
4.2 SARAN
Saran untuk mahasiswa :
a.
Untuk mahasiswa yang baru mengenal
tentang penyakit kanker kulit ini sebelum melakukan tindakan haruslah
mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum ke pasien, dan jangan lupa memakai
alat perlindungan diri seperti handscoun atau masker.
b.
Jika tidak mengerti atau tidak
memahami tindakan-tindakan pada kasus kanker kulit ini hendaklah bertanya, agar
tidak ada kesalahpahaman dalam melakukan tindakan karena ini menyangkut pasien .
Saran untuk kampus/dosen:
a.
Sebelum mahasiswa dibebaskan kelahan
praktek, hendaklah dosen dapat memastikan bahwa mahasiswa menguasai
prasat-prasat yang ditargetkan seperti tindakan-tindakan pada kasus kanker
kulit agar mahasiwa memiliki bekal terlebih dahulu sebelum kelahan praktek.
b.
Dosen hendaklah tetap membimbing
mahasiswa agar lebih memahami tentang konsep kanker kulit.
Komentar
Posting Komentar